BALE TANI, RUMAH ADAT SUKU SASAK (LOMBOK)


Bale Tani merupakan salah satu dari 4 (tujuh) rumah adat milik Suku Sasak yang berada di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Rumah adat lain yang dimiliki Suku Sasak antara lain Bale Lumbung, Bale Jajar, dan Berugaq Sekenam.(1) Masing-masing rumah tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti Bale Lumbung yang digunakan untuk menyimpan hasil panen dibangun dengan bentuk rumah panggung setinggi 1,5 hingga 2 meter. Kemudian Bale Jajar adalah rumah tinggal tetapi untuk masyarakat dengan tingkat perekonomian yang lebih tinggi. Perbedaan lain Bale Jajar dengan Bale Tani adalah jumlah Bale Dalem yang lebih banyak yaitu dua buah. Terakhir, Berugaq merupakan berkonsep panggung yang didirikan secara terpisah dari bangunan utama. Berugaq terbagi menjadi dua jenis, yaitu Berugaq Sekepat dan Berugaq Sekenam. Berugaq Sekepat dibangun di area depan dan berfungsi untuk menerima tamu atau orang asing, untuk menerima pemuda yang datang melamar, serta sebagai tempat beristirahat setelah pulang dari sawah. Sedangkan Berugaq Sekenam dibangun di area belakang dan berfungsi sebagai tempat kumpul keluarga dan melangsungkan kegiatan belajar mengajar.


Rumah Bale Tani merupakan rumah yang biasa digunakan sebagai tempat tinggal. Keunikan yang terdapat pada rumah ini adalah pada bagian lantai rumah ini yang merupakan campuran tanah, getah pohon, dan abu Jerami yang kemudian diolesi dengan kotoran kerbau atau sapi.(2) Campuran tanah liat dan kotoran kerbau membuat lantai tanah mengeras, sekeras semen. Pengetahuan membuat lantai dengan cara tersebut diwarisi dari nenek moyang mereka.(3) Fungsi pelapisan dengan kotoran kerbau atau sapi adalah untuk membuat lantai menkilap. Masyarakat Suku Sasak percaya bahwa kotoran kerbau ini dapat mengusir serangga sekaligus menangkal serangan magis untuk penghuni rumah. Tradisi ini dilakukan setiap sekali dalam seminggu atau pada waktu-waktu tertentu seperti sebelum dimulainya upacara adat.(4)


Untuk menjaga kelestarian rumah adat ini, para orang tua biasanya mengatakan kepada anak-anaknya yang hendak membangun rumah dengan ungkapan “Kalau mau tetap tinggal di sini, buatlah rumah seperti model dan bahan bangunan yang sudah ada. Kalau ingin membangun rumah permanen seperti rumah-rumah di kampung-kampung lain pada umumnya, silakan keluar dari kampung ini”.(3) Bagi masyarakat Suku Sasak, rumah mempunyai posisi penting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai tempat individu dan keluarganya berlindung secara jasmani dan memenuhi kebutuhan spiritualnya. Oleh karena itulah, jika kita memperhatikan bangunan rumah adat secara seksama, maka kita akan menemukan bahwa rumah adat dibangun berdasarkan nilai estetika dan local wisdom masyarakatnya.


Setiap pembangunan rumah, masyarakat Suku Sasak selalu memilih hari baik yang dibantu oleh pemimpin adat. Masyarakat Suku Sasak meyakini bahwa waktu yang baik untuk memulai membangun rumah adalah pada bulan ketiga dan bulan kedua belas penanggalan Sasak, yaitu bulan Rabiul Awal dan bulan Zulhijjah pada kalender Islam. Ada juga yang menentukan hari baik berdasarkan nama orang yang akan membangun rumah. Sedangkan bulan yang paling dihindari (pantangan) untuk membangun rumah adalah pada bulan Muharram dan bulan Ramadlan. Pada kedua bulan ini, menurut kepercayaan masyarakat setempat, rumah yang dibangun cenderung mengundang malapetaka, seperti penyakit, kebakaran, sulit rizqi, dan sebagainya.(3)


Hal lain yang cukup menarik diperhatikan dari rumah adat Sasak adalah pola pembangunannya. Dalam membangun rumah, orang Sasak menyesuaikan dengan kebutuhan keluarga maupun kelompoknya. Artinya, pembangunan tidak semata-mata untuk mememenuhi kebutuhan keluarga tetapi juga kebutuhan kelompok. Karena konsep itulah, maka komplek perumahan adat Sasak tampak teratur seperti menggambarkan kehidupan harmoni penduduk setempat.(3) Hal inilah yang kemudian menjadi symbol keharmonisan dan nilai-nilai keharmonisan Bangsa Indonesia.


Referensi:

1. Redaksi PI. Rumah Bale [Internet]. Pariwisata Indonesia. 2020 [dikutip 20 Januari 2022]. Tersedia pada: https://pariwisataindonesia.id/headlines/rumah-bale/

2. Tim Majelis Adat Sasak. BALE TANI: RUMAH TRADISI MASYARAKAT SASAK – MAJELIS ADAT SASAK [Internet]. [dikutip 14 Januari 2022]. Tersedia pada: https://majelisadatsasak.org/2020/01/14/bale-tani-rumah-tradisi-masyarakat-sasak/

3. Tim Warisan Budaya Kemdikbud. Warisan Budaya Takbenda | Beranda [Internet]. [dikutip 20 Januari 2022]. Tersedia pada: https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=504

4. Tim Kumparan. 5 Fakta Menarik Tentang Rumah Adat Suku Sasak yang Jarang Diketahui [Internet]. kumparan. [dikutip 14 Januari 2022]. Tersedia pada: https://kumparan.com/kumparantravel/5-fakta-menarik-tentang-rumah-adat-suku-sasak-yang-jarang-diketahui-1550894683588841729