Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien


Cut Nyak Dien adalah salah satu pahlawan nasional wanita Indonesia asal Aceh yang sangat berpengaruh. Ia berasal dari keluarga bangsawan agamis di Aceh Besar. Ketika usianya menginjak 12 tahun, Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga, yang juga berasal dari keluarga bangsawan.

Cut Nyak Dien, ikut serta dalam berperang langsung bersama para pejuang lainnya melawan penjajah. Meskipun seorang wanita, namun Cut Nyak Dien tidak gentar dan terus memimpin perlawan melawan Belanda. Cut Nyak Dien, merupakan sosok yang ditakuti oleh Belanda karena dirinya mampu mengobarkan semangat perlawanan rakyat Aceh.

Cut Nyak Dien mulai ikut mengangkat senjata dan berperang melawan Belanda pada tahun 1880. Itu tidak lepas dari tewasnya suami Cut Nyak Dien, yaitu Teuku Cek Ibrahim Lamnga saat bertempur pada tanggal 29 Juni 1878. Kematian suaminya tersebut membuat Cut Nyak Dien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda.

Kemudian pada tahun 1880, Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar dan mempersilahkan ikut bertempur di medan perang. Bergabungnya Cut Nyak Dien berhasil meningkatkan moral semangat perjuangan Aceh dalam melawan Belanda, kemudian perang dilanjutkan secara gerilya.

Bergerilya untuk mengusir Belanda dari hari ke hari membuat kekuatan fisik Cut Nyak Dien menurun. Sehingga dirinya tidak lagi gesit berlarian dari hutan ke hutan. Karena pantang menyerah, Cut Nyak Dien tetap maju dalam medan pertempuran untuk memimpin rakyat Aceh meskipun sambil ditandu. Semangatnya naik dan semakin bergejolak meskipun tubuhnya melemah.

Walaupun demikian, Belanda akhirnya berhasil untuk menangkap dan mengasingkan Cut Nyak Dien ke Sumedang, Jawa Barat. Di tempat baru, dirinya diberi julukan sebagai Ibu Perbhu atau Ratu. Di Sumedang, Cut Nyak Dien mengajar ilmu agama seperti Al-Quran sampai akhir hayatnya. Dirinya wafat di sana pada tanggal 6 November 1908 dan makamnya baru ditemukan pada 1959. Presiden Soekarno melalui SK Presiden RI Nomor 106 Tahun 1964 kemudian menetapkan Cut Nyak Dien sebagai pahlawan nasional pada 2 Mei 1962.

Sementara rumah Cut Nyak Dien di aceh dibangun kembali oleh pemerintah daerah setempat sebagai simbol perjuangannya di Tanah Rencong. Hingga kini, cerita mengenai perjuangan Cut Nyak Dien masih sering diperbincangkan dan dipelajari sebagai bagian dari sejarah di sekolah-sekolah.



Sumber:

https://medan.kompas.com/read/2022/01/09/223602878/biografi-singkat-cut-nyak-dien-dan-perjuangannya-melawan-belanda?page=all

https://www.merdeka.com/jabar/sejarah-6-november-1908-meninggalnya-pejuang-wanita-indonesia-cut-nyak-dien-kln.html

https://www.suara.com/news/2020/12/08/065624/sosok-cut-nyak-dien-pejuang-wanita-yang-ditakuti-belanda