Pura Besakih

Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya). Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar di Kompleks Pura Besakih. Pura Penataran Agung merupakan pura terbanyak bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan merupakan pusat dari semua pura yang ada di komplek Pura Besakih. Di Pura Penataran Agung terdapat 3 arca atau candi utama simbol stana dari sifat Tuhan Tri Murti, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur/Reinkarnasi. Pura Besakih dan Gunung Agung telah menjadi tempat persembahyangan umat hindu Bali, sehingga ketika terjadi aktivitas Gunung Agung, maka menjadi penanda tentang hati para dewa. Pada tahun 1963, terjadi eruspsi besar Gunung Agung, Pura Besakih yang berada di kaki Gunung Agung tidak terkena aliran lahar letusan Gunung Agung. Masyarakat percaya bahwa letusan Gunung Agung pada tahun 1963 merupakan peringatan dari Dewata.(1)


Pura Besakih merupakan salah satu obyek wisata yang berada di Bali yang juga sekaigus menjadi tempat untuk beribadah umat Hindu. Pura Besakih pun dipercaya sebagai awal mula penyebaran ajaran Hindu Dharma di Pulau Bali. Di tempat ini, tepatnya di Pura Basukian, salah satu pura yang ada di Kompleks Pura Besakih, Hyng Rsi Markendya menerima wahyu Tuhan untuk pertama kalinya. (2) Rsi Markandeya merupakan seorang tokoh yang sudah lama tinggal di Pulau Jawa. Pada zaman dahulu, Pulau Jawa dan Bali masih belum terpisahkan oleh Selat Bali. Saat itu Rsi Markandeya menanam sebuah kendi yang berisi banyak logam dan air suci. Tempat menanam kendi tersebut kemudian disebut dengan besuki yang artinya selamat. Hal ini dikarenakan selama perjalanan pengikut dari Rsi Markandeya selamat dari menjalankan tugasnya.(3)


Bagi masyarakat Bali Pura Besakih adalah huluning jagat Bali atau ‘Kepalanya Pulau Bali’. Kepala merupakan bagian yang paling atas dari struktur tubuh seorang manusia normal. Kepala memiliki kedudukan yang sangat penting, yang oleh orang Bali disebut sebagai tempat Siwadwara, yaitu sebagai pintu masuk dan keluarnya roh yang Maha Agung (Siwa) secara mistis melalui ubun-ubun. Sebagai lawan daripada hulu (kepala, gunung) adalah tebèn (kaki, laut). Istilah hulu- tebèn sangat dikenal dalam konteks tataruang Bali. Hulu adalah tempat yang (dianggap) suci dan tebèn adalah tempat yang (dianggap) tidak suci (leteh). Selebihnya setiap ruang dianggap memiliki sisi hulu maupun tebèn.(4)


Latar belakang keberadaan bangunan fisik Pura Besakih di lereng Gunung Agung sebagai tempat ibadah untuk menyembah dewa yang dikonsepsikan gunung tersebut sebagai stana dewa tertinggi. Pada tahapan fungsional manusia Bali menemukan jati dirinya sebagai manusia homo religius dan mempunyai budaya yang bersifat sosial religius, bahwa kebudayaan yang menyangkut semua aktivitas kegiatan yang selalu dihubungkan dengan ajaran Agama Hindu. Dalam budaya masyarakat Hindu di Bali, ternyata makna Pura Besakih diidentifikasi sebagai bagian dari perkembangan budaya sosial masyarakat Bali dari mulai pra-sejarah, dan masa Hindu yang banyak dipengaruhi oleh perubahan unsur-unsur budaya yang berkembang, sehingga mempengaruhi perubahan wujud budaya ide, wujud budaya aktivitas, wujud budaya material. Perubahan tersebut berkaitan dengan ajaran Tattwa yang menyangkut tentang konsep ketuhanan, ajaran Tata-susila yang mengatur bagaimana umat Hindu dalam bertingkah laku, dan ajaran Upacara merupakan pengaturan dalam melakukan aktivitas ritual persembahan dari umat kepada TuhanNya, sehingga ketiga ajaran tersebut merupakan satu-kesatuan dalam ajaran Agama Hindu di Bali.(5)




Referensi:

1. Hubungan Gunung Api Agung dan Pura Besakih dari Waktu ke Waktu [Internet]. kumparan. [dikutip 7 Februari 2022]. Tersedia pada: https://kumparan.com/roni-marudut-s/hubungan-gunung-api-agung-dan-pura-besakih-dari-waktu-ke-waktu-1w2NnRabxNb

2. Pura Besakih, Pura Terbesar di Pulau Bali [Internet]. Kintamani.id. 2016 [dikutip 7 Februari 2022]. Tersedia pada: https://www.kintamani.id/pura-besakih-pura-terbesar-dan-terpenting-pulau-dewata-bali/

3. Daya Tarik Pura Besakih Bali, Sejarah, Fungsi dan Cara Menuju ke Lokasi [Internet]. iNews.ID. 2021 [dikutip 7 Februari 2022]. Tersedia pada: https://bali.inews.id/berita/daya-tarik-pura-besakih-bali

4. Sancaya IW. Pura Besakih: Di antara Legenda dan Sejarah Penguasa Bali. Jurnal Kajian Bali. April 2011;01(01):6.

5. Minsarwati W. Makna Pura Besakih dan Pengaruhnya Terhadap Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Hindu Bali [Disertasi]. [Yogyakarta]: Universitas Gadjah Mada; 2005.