Rumah Gadang

Rumah Gadang merupakan rumah adat masyarakat di Minangkabau, Sumatera Barat. Rumah ini menjadi salah satu landmark Indonesia yang memberikan makna tali penyambung silaturahmi dan kekeluargaan (1). Makna yang dikandung dari Rumah Gadang sebenarnya tidak hanya itu, melainkan sangat banyak sekali yang bisa digali dari arsitektur Rumah Gadang.


Rumah Gadang merupakan sebutan atau nama yang biasa dikenal oleh masyarakat di luar Sumatera Barat, sedangkan sebutan asli rumah ini adalah Rumah Bagonjong (2). Sistem kekerabatan pada masyarakat adat Minangkabau adalah sistem kekerabatan Matrilineal, hal inilah yang juga ditunjukkan sebagai karakteristik atau ketentuan khusus dari Rumah Gadang. Sistem kekerabatan Matrilineal adalah sistem kekerabatan yang megikuto garis keturunan ibu. Karakteristik tersebut antara lain: Pertama, Rumah Gadang yang juga merupakan harta warisan tinggi dari kekerabatan matrilineal di Minangkabau didirikan di atas lahan milik keluarga induk. Kedua, jumlah ruangan ditentukan berdasarkan pada jumlah perempuan yang menghuni rumah tersebut. Ketiga, penempatan kamar ditentukan oleh usia perempuan yang menghuni rumah tersebut apakah masih lajang (remaja) ataukah sudah dewasa (2).


Selain itu, terdapat pula tujuh keunikan yang ada di Rumah Gadang ini (3). Pertama, atap rumah seperti tanduk kerbau. Atap rumah yang dibuat demikian berkaitan dengan cerita rakyat masyarakat Minangkabau yang menang melawan Raja dari Jawa dengan mengadu kerbau. Kedua, bangunan rumah yang seperti kapal. Bentuk bangunan yang demikian berkaitan dengan tiang yang dibangun untuk antisipasi gempa. Ketiga, tiang kayu yang digunakan untuk membangun rumah tidak disambung dengan menggunakan paku. Untuk merekatkan dan menyambungkan dua bahagian kayu, rumah Gadang hanya mengandalkan pasak. Sehingga ketika terjadi gempa, bangunan tidak akan roboh melainkan akan berayun. Sebagaimana makna filosofis dari bentuk rumah yang menyerupai kapal tadi, kapal akan berlayar ke lautan dan terombang-ambing oleh ombak namun tetap berlayar.


Keempat, jendela yang tidak lurus. Jendela yang dimiliki rumah gadang tidaklah lurus dan simetris. Jendela yang demikian difungsikan untuk tempat pertukaran udara dan masuknya sinar matahari ke dalam rumah. Kelima, adanya rangkiang di setiap rumah Gadang. Rankiang merupakan lumbung yang digunakan untuk menyimpan bahan makanan bagi anggota kerabat. Jumlah rankiang di setiap rumah berbeda-beda dan digunakan untuk menggambarkan keadaan suku. Keenam, pintu rumah Gadang yang tidak menghadap ke jalan. Aturan tersebut dibuat supaya pintu tidak terlihat langsung dari luar rumah. Selain itu untuk mengurangi penyimpangan dan penilaian buruk dari masyarakat yang lewat didepan rumah. Ketujuh, ukiran untuk tiang rumah yang terdiri dari tumbuhan, hewan, dan benda-benda yang digunakan sehari-hari. Ukiran yang dibuat pun tidak asal-asalan. Semua ukiran harus berdasarkan adat Basandi Syarak yang memiliki tiga filosofi, yaitu: Ukue Jo Jangka, yang bermakna mengukur menggunakan jangka; Alue Jo Patuik, yang bermakna memperhatikan alur dan kepatutan; dan Raso Jo Pariso, memiliki makna mengandalkan rasa dan memeriksa atas rujukan bentuk-bentuk geometris.

Rumah Gadang menjadi salah satu landmark dan icon dalam taman kebangsaan dikarenakan fungsi dari rumah Gadang salah satunya adalah sebagai pemersatu kekerabatan (4). Rumah Gadang tidak hanya sebagai tempat tinggal belaka, akan tetapi pusat administrasi kekerabatan juga dilaksanakan di dalamnya. Pada hari dan peristiwa tertentu, semua anggota keluarga berkumpul dan berkomunikasi bersama di rumah Gadang. Misalnya, pengendalian dan penggunaan harta pusaka yang diatur oleh mamak di dalam rumah Gadang. Kemudian penyerahan dan pergantian gelar pusaka yang juga dilakukan di rumah gadang. Rumah Gadang juga menjadi lembaga Pendidikan bagi masyarakat Minangkabau untuk mempersiapkan kemenakan laki-laki sebagai pemimpin yang dilakukan oleh Mamak dan mempersiapkan anak perempuan untuk menjadi ibu rumah tangga yang dilakukan oleh Ibu (4).



Referensi:

1. Camelia Rosa. Bukan Hanya Tempat Tinggal, Ini Filosofi Dibalik Rumah Gadang [Internet]. 2021 [dikutip 14 Januari 2022]. Tersedia pada: https://akurat.co/bukan-hanya-tempat-tinggal-ini-filosofi-dibalik-rumah-gadang

2. Rumah Gadang, Arsitektur yang Menjadi Wajah Minangkabau [Internet]. Indonesia Kaya. [dikutip 14 Januari 2022]. Tersedia pada: https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/rumah-gadang-arsitektur-yang-menjadi-wajah-minangkabau/

3. Dwi Latifatul FAjri. 7 Keunikan Bangunan Rumah Gadang - Nasional Katadata.co.id [Internet]. 2021 [dikutip 14 Januari 2022]. Tersedia pada: https://katadata.co.id/safrezi/berita/61542f995d634/7-keunikan-bangunan-rumah-gadang

4. Misnal Munir, Rizal Mustanyir, Supratningsih. Filosofi Rumah Gadang Minangkabau [Internet]. Abdul Rahmat Saerah, editor. Yogyakarta: Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada; 2015. Tersedia pada: https://kanalpengetahuan.filsafat.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/410/2016/12/FILOSOFI-RUMAH-GADANG_Compressed.pdf